Malam lebaran, bulan di atas kuburan.
salah satu puisi karya Sitor Sitomorang yang saya suka, karena puisinya unik dan memiliki hanya satu baris, yaitu dengan judul "Malam Lebaran" dan satu barisnya "bulan di atas kuburan" mengapa saya katakan unik, karena pada saat malam lebaran bulan tidak kelihatan sedikitpun walau di atas kuburan, jadi menurut anda puisi ini logis atau tidak?, menurut pendapat saya seni itu bebas, sebebas imajinasi penulis, yang menuangkan ide idenya meskipun itu tidak masuk akal sekali pun, terkadang orang mempermasalahkan logis atau tidak suatu karya sastra, padahal bila kita keluar batas akal sehat, kita bisa menemukan hal-hal yang lebih kreatif, yaa seperti bapak Sitor ini ia bukan seorang muslim namun di dalam puisinya ia peduli akan nasib seorang fakir miskin di malam lebaran yang kebingungan, sesak dan pengap jangankan membeli baju baru, untuk makan pun mereka kalang kabut karena sebagian besar bahan sembako melunjak. ditunjukkan dengan baitnya "bulan di atas kuburan" bulan yang mengambarkan eforia kegembiraan di atas kuburan yang menggambarkan kegembiraan di atas penderitaan. kita umat muslim kadang di gelapkan mata oleh pemborosan, berlebih - lebihan, karena saking bahagianya menyambut lebaran, padahal makna lebaran sendiri menuju fitri, bersilaturahmi dan untuk meminta maaf. sebaik-baik tempat adalah masjid dan seburuk-buruk tempat adalah pasar sedangkan pada saat lebaran pasar lebih di minati dibandingkan masjid. semoga kita selalu diberi pelita pada saat kita gelap dan tidak tau jalan keluar, agar kita selalu di jalanNya.