Embun beku hanya berada di cuaca
yang dingin. Hanya untuk sementara hanya untuk di pagi hari. Namun hati bisa
beku, tidak bisa merasakan mana sakit dan mana senang. Mana nyata dan mana
fatamorgana. Embun beku itu sangat jauh, setimpal dengan sangat indah sekarang
aku hanya dapat bermimpi mendapatkannya, tak berani untuk memulai karena itu
bukan diriku. Hati ku ini sudah beku tak kan bisa untuk menampung embun beku
lagi. Aku butuh matahari. Matahari pagi yang dapat mencairkan hatiku bukan sebuah
embun beku. Biarlah mereka berkata apa aku sudah terlanjur terlalu jujur. Dan
sekarang aku akan diam. Memperhatikan dan tidak berkomentar apapun. Aku tidak
ingin merusak musim, bukan kah kau ingin tumbuh indah bersama yang indah pula.
Tapi aku tidak, jika kau mencintaiku hanya karena rupaku bagaimana kau
mencintai tuhan yang tidak berupa. Hanya itu yang dapat aku katakana kepadamu
jika kita bertemu. Jika kau memang seseorang yang baik-baik maka kau tidak akan
seperti itu. Namun memang lingkungan kita berbeda, dan lingkungan memang salah
satu factor yang mempengaruhi kepribadian tiap individu di dunia. Dan embun
beku jika kau ingin memintaku menolong mu untuk mencair panggil saja aku. Namun
jika kau lama dan terus ingin beku aku akan menemukan matahariku yang dapat
menghangatkan, dan saat itu jangan pernah meminta tolongku lagi... Seandainya Kau tau yang aku maksudkn itu kamu.. ya kamu.. Embun...